Jumat, 11 Mei 2012

Profile Klub



Nama: PERSEBAYA SURABAYA (Persatuan Sepakbola Surabaya) 
Berdiri: 18 Juni 1927 
Julukan: Green Force - Bajul Ijo - Laskar Hijau 
Alamat: Jl. Karanggayam 1, Surabaya - Indonesia 
Telepon: +62 31 522 250 
Stadion: Gelora 10 November, Tambaksari Surabaya (kapasitas 40.000 penonton) 
Ketua Umum: Walikota Surabaya (Bambang DH)

Manajer: Saleh Ismail Mukadar

Seragam 
Hijau-hijau, Hijau-Putih 
 

Formasi (Pola Permainan) 
3 - 5 - 2 
 


Reinkarnasi 1997
PERSEBAYA Surabaya membangun The Dream Team II. Barisan bintang Bajul Ijo 1997 dikumpulkan. Sederet bintang baru digaet. Bonekmania pun berikrar: mendukung Bajul Ijo tanpa anarki. Situasi yang kondusif itu mendorong kembalinya 'Roh Suroboyo'.
Persebaya memang tampak sangat ambisius menghadapi Liga Bank Mandiri (LBM) 2004. Berbagai langkah ditempuh untuk mengembalikan reputasi yang terkikis dua musim terakhir. Indikasinya bisa dilihat dari anggaran senilai Rp 10 miliar.
"Kami tidak memasang target juara. Tapi, kalau peluang itu ada, kami rebut," ungkap Saleh Ismail Mukadar, manajer tim Persebaya.
Manajemen menyiapkan Rp 3 miliar untuk merekrut sederet bintang top, lokal maupun asing. Manajemen juga melakukan rekonsiliasi dengan Hendro Kartiko, Sugiyantoro, Uston Nawawi, dan Anang Mar'ruf, empat pahlawan Bajul Ijo ketika menjuarai LI III 1997.
Mereka akan membentuk kekuatan reinkarnasi Bajul Ijo 1997 bersama Chairil Anwar, Mursyid Effendi, Mat Halil, dan Rahel Tuasalamony yang tetap setia bersama Persebaya berjuang di Divisi I.
"Berkumpulnya kembali pemain-pemain pilar Persebaya ini sangat menguntungkan saya dalam membangun team-work yang tangguh dan harmonis. Saya optimistis dengan tim ini," ungkap Jacksen Tiago, anggota skuad Green Force 1997 asal Brasil yang kini naik pangkat jadi pelatih.
Wajar kalau Jacksen lega. Sebab, selain delapan bintang lama, Jacksen juga mendapatkan pemain andal Yeyen Tumena, alumnus tim PSSI Primavera, dan Cristian Carrasco, top skorer Divisi I musim 2003. Klimaksnya manajemen tim Persebaya mendapatkan bintang populer: Kurniawan Dwi Yulianto.



Pelatih: Jacksen F Tiago (
Brazil)
MERAIH sukses di negeri orang. Itulah Jacksen F. Tiago dari Brasil. Tak percuma ia terbang jauh keIndonesia untuk melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola.
Selama berkiprah 14 tahun berkiprah di Liga Indonesia (LI), ia mendapatkan segala-galanya sebagai pemain: juara (bersama Persebaya Surabaya), runner-up (Petrokimia Putra), gelar Top Skorer (LI III). Dan, sebagai pelatih, ia sukses mengantarkan klub Assyabaab menjuarai Kompetisi Persebaya dan membawa Persebaya kembali ke Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2004.
Kunci sukses Jacksen adalah kemauannya untuk melebur dan memasuki budaya di sekitarnya. Tak heran, kalau ia tak sekadar fasih berbahasa Indonesia tapi juga bahasa Jawa dialek Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.
Komunikasi dan diskusi -dengan pemain, asisten pelatih, pengamat, dan suporter- memang menjadi bagian penting dari program Jacksen untuk membawa kembali Persebaya menjadi juara.
Kelahiran Rio De Janiero, Brasil, 1968-05-28
  • Karir Pemain: 1994-1995 Petrokimia Putra , 1995-1996 PSM Makassar , 1996-1998Persebaya Surabaya , 1998-1999 Geylang Singapore , 1999-2000 Persebaya Surabaya ,2001- Petrokimia Putra
  • Karir Pelatih: 2002-2003 Klub Assyabaab (anggota kelas utama Persebaya) , 2003-Persebaya di Divisi I , 2004- Persebaya di Divisi Utama
  • Prestasi: runner-up LI I (Petrokimia Putra) , runner-up LI II (PSM) , Juara LI III (Persebaya) , Top Skorer LI III (26 gol) , membawa klub Assyabaab juara kelas utama Kompetisi Persebaya , Persebaya juara Kompetisi Divisi I PSSI

Persebaya Tambah Pemain Impor



Kamis, 19 April 2012 04:35 wib

Foto: Ist
Foto: Ist
SURABAYA - Bursa transfer kali ini tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh Persebaya Surabaya. Walau telah merekrut striker Fernando Soler, namun Persebaya belum puas. Kini klub kebanggaan Bonek mendatangkan Walter Brizuela Benitez, penyerang yang juga rekan senegara Soler, yakni Argentina.

Pelatih Persebaya Divaldo Alves terlihat sudah tak sabar segera ingin menjajal amunisi barunya. Bahkan, dia mendesak agar PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) segera mengesahkan mantan pemain Deltras Sidoarjo ini agar bisa tampil dalam laga tandang melawan Persema, Minggu (22/4) mendatang di Stadion Gajayana, Malang.

"Mudah-mudah dalam beberapa hari sudah ada pengesahan dari LPIS, sehingga ia bisa langsung dimainkan," harapnya.

Wajar jika Divaldo tak sabar menunggu kepastian status Benitez. Sebab, selama dua hari mengikuti latihan bersama Persebaya, kualitasnya sebagai gelandang serang maupun penyerang dinilai mumpuni.

"Dia punya teknik tinggi, kualitas bagus. Tinggal perbaiki fisik saja serta adaptasi dengan karakter permainan Persebaya, tidak butuh waktu lama," puji pelatih asal Portugal itu.

Soal adaptasi dengan pemain lain, Divaldo mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab, selain sudah memahami karakter permainan Persebaya yang mengandalkan kecepatan, Benitez juga sudah mengenal Fernando Soler. Selain sama-sama berasal dari Argentina, keduanya juga pernah berada satu klub.

Karena sudah saling mengenal, Divaldo berharap tidak ada masalah dalam adaptasi. Tugas Benitez sebagai gelandang memang akan lebih banyak sebagai penyuplai bola kepada Soler. "Jika penampilannya stabil, bisa jadi akan menjadi pemain kunci di tim ini. Kita berharap dia sudah bisa turun dalam laga melawan Persema nanti," ujarnya.

Kehadiran Benitez saat laga melawan Persema memang sangat dibutuhkan. Apalagi, Persebaya sedang mengalami krisis pemain, terutama di lini tengah setelah dua gelandang Taufiq dan pemain lincah Rendi Irawan bergabung dalam pemusatan latihan (TC) Tim Nasional (Timnas) Indonesia di Yogyakarta.  Sedangkan gelandang berpaspor Australia Mario Karlovic absen karena akumulasi kartu kuning.

Jika Benitez bergabung, Divaldo berharap, minimal kekuatan di lini tengah tidak akan jauh menurun.  Sebab selama ini, Taufiq dan Karlovic adalah pemain sentral di barisan gelandang. "Mudah-mudahan segera disahkan. Jika tidak ada tambahan pemain dan pemain Timnas tidak boleh kembali akan merepotkan, " ujarnya.

Meski banyak menuai pujian dari Divaldo Alves, namun performa Benitez selama berkiprah di Indonesia masih meragukan. Selama 14 kali tampil bersama Deltras selama putaran pertama ISL, dia hanya mampu mencetak satu gol. Selain itu, Benitez juga tidak bisa mendongkrak prestasi Deltras yang kini terpuruk di papan bawah.

Sebelumnya, ketika masih membela Pelita Jaya dalam debut pertama di Indonesia, Benitez juga hanya bisa bertahan selama enam bulan tanpa mencetak gol. "Di tim lain bisa jadi tidak bersinar, tapi bukan berarti di Persebaya tidak bisa. Lihat saja Soler dia cukup produktif di Persebaya, " ujar Manajer Persebaya, Saleh Hanifah.

Ditambahkan Saleh, saat manajemen memutuskan merekut Fernando Soler, banyak pihak yang meragukan kemampuannya. Sebab, pemain ini dinilai mandul ketika membela  Persis Solo. Namun bersama Persebaya, ketajaman Soler tidak perlu diragukan.

Dalam dua kali penampilan, tiga gol sudah didulang, "Karakter permainannya sangat cocok dengan skema Persebaya yang mengandalkan bola pendek cepat. Dia kita kontrak sampai akhir musim," tandasnya.

Meski surat pengesahan belum turun, namun Saleh mengatakan semua berkas sudah diserahkan kepada PT LPIS. Selain itu Persebaya juga sudah memberikan kostum bernomor punggung 7 kepada Benitez. Sebelumnya, nomor punggung tujuh biasa dipakai Arif Ariyanto yang kini sudah hengkang. Semasa masih di Deltras, Benitez juga memakai nomor punggung yang sama. (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)